Pernahkah membayangkan bahwa kita ingin memiliki sebuah keluarga harmonis dan bahagia. Keluarga yang setiap harinya dipenuhi dengan senyum, sendau, gurau dan tawa bersama pasangan.
Bayangan itu kemudian semakin mendalam dengan memiliki pasangan yang sangat baik hatinya, buah hati yang sehat, rumah yang indah dan pekerjaan yang tetap.
Begitulah bayangan setiap orang bahwa pada saat membangun sebuah keluarga itu sangat mudah dan penuh dengan kebahagiaan. Kita memiliki pasangan yang sangat kita cintai dan dia pun mencintai kita juga. Kemudian memiliki buah hati, memiliki properti dan pekerjaan yang tetap.
Tapi ternyata membangun sebuah keluarga yang harmonis dan bahagia itu tidak semudah apa yang dibayangkan. Kita harus melewati dan menempuh perjuangan dan pengorbanan untuk mendapatkan sebuah keluarga yang harmonis.
Perjuangan dan pengorbanan itu pun tidak hanya dilakukan oleh salah satu pasangan saja tetapi setiap pasangan harus melakukannya.
Dalam kehidupan berkeluarga juga pasti akan menemui perselisihan dan pertengkaran. Biasanya hal-hal yang sepele yang ada di dalam rumah tangga tersebut yang menjadi akar permasalah dan menjadi besar karena masih adanya rasa ego dari setiap pasangan.
Jika hal ini dibiarkan akan menjadi semakin membesar dan akhirnya menuju jalan perpisahan tanpa memikirkan jauh kedepannya. Misalnya saja nasib anggota keluarganya nanti setelah perpisahan itu terjadi.
Di bawah ini merupakan data dari BPS tentang Jumlah Nikah, Talak dan Cerai, serta Rujuk (Pasangan Nikah) dari tahun 2007 sampai 2016.
Sumber: bps.go.id |
Jika dilihat perbandingannya ternyata angka perceraian sangat tinggi di bandingkan dengan jumlah pasangan yang rujuk.
Namun permasalahan-permasalahan yang sedang didera oleh sebuah keluarga yang sudah berada di ujung jurang perceraian bisa diselamatkan dengan setiap diri dengan kesungguhan hati mempertahankan keluarganya.
Banyak sekali contoh-contoh dari orang lain bagaimana cara mereka mempertahankan keluarganya. Misalkan saja mantan presiden kita yang ketiga sampai akhir hayat mereka tetap saling mencintai.
Jika contoh di atas mungkin terlalu jauh untuk dicontoh. Bisa kita lihat tetangga kita yang sangat harmonis dan bahagia. Dan jika masih kurang juga maka lihatlah kehidupan keluarga orangtua kita. Dengan demikian kita akan memiliki contoh teladan yang baik
Lalu bagaimana cara atau tips membangun keluarga yang harmonis dan bahagia?
Dalam tulisan ini kita tidak saja membahas tentang cara dan tips agar membangun keluarga kita harmonis dan bahagia.
Keluarga dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sanak saudara. Sedangkan harmonis adalah kata sifat yang berarti serasi atau selaras.
Jadi keluarga harmonis dalam konteks perkawinan adalah pasangan suami istri yang memiliki persamaan tujuan untuk membangun keluarga yang berjalan dengan selaras.
11 Cara Membangun dan Mempertahankan Keluarga Harmonis serta Bahagia [Lengkap]
Untuk membangun keharmonisan dalam keluarga haruslah bertanggungjawab, saling tolong menolong, saling menghargai, tenggang rasa, saling memaafkan dan saling menghargai pasangannya.
1. Bersyukur
Bersyukur merupakan sebuah perilaku yang harus kita tanamkan dalam diri kita. Apalagi terkait dengan keluarga.
Kita bersyukur diberikan sebuah keluarga yang di dalamnya ada seseorang yang mau melengkapi kekurangan kita.
Kita bersyukur diberikan sebuah keluarga yang di dalamnya ada seseorang yang mau melengkapi kekurangan kita.
Lihatlah orang lain yang yang masih memperbaiki keluarganya. Dan lihatlah keluarga kita yang selalu diberi oleh Tuhan dengan limpahan keharmonisan dan kebahagian.
Baca juga: Cara Mencegah Keseringan Bermain Gadget
Jadi memang selayaknya kita selalu bersyukur atas anugerah yang diberikan. Kita bersyukur bukan hanya dengan perkataan saja tetapi juga dibarengi dengan tindakan perilaku kita terhadap diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar.
2. Bertanggungjawab
Bertanggungjawab atau amanah terhadap keluarga yang dibangun. Kita bisa mengingat saat pengucapan janji suci pernikahan bahwa di dalamnya ada janji yang harus ditepati.
Bertanggungjawab akan melahirkan kepercayaan. Dan dengan saling bertanggungjawab maka akan melahirkan dan membangun sebuah keluarga yang harmonis dan bahagia.
Memang tanggungjawab itu tidak semudah apa yang diucapkan. Karena tanggungjawab merupakan sebuah perilaku bukan hanya sebuah kata yang diucapkan.
Tanggungjawab dalam keluarga misalnya bertanggung dalam menafkahi, melindungi, menjaga kepercayaan dan menganyomi.
3. Saling melengkapi
Membangun keluarga secara sederhana adalah menyatukan dua insan dalam ikatan pernikahan. Salah satu tips untuk membangun keluarga yang harmonis dan bahagia adalah saling melengkapi.
Manusia merupakan makhluk sosial dan tidak ada manusia tidak ada yang sempurna. Maka dari itu manusia memerlukan dan membutuhkan orang lain dalam hidupnya.
Begitu juga dalam keluarga suami isteri merupakan pasangan yang harus melengkapi agar dalam kehidupan berkeluarga berjalan selaras dan serasi.
Banyak contoh bagaimana saling melengkapi. Misalnya, menolong pasangan jika dia tidak dapat melakukan sesuatu.
4. Tenggang rasa
Tenggang rasa salah satu bentuk cara membangun keluarga yang harmonis dan bahagia. Tenggang rasa atau toleransi yaitu menghormati dan menghargai perasaan pasangannya.
Jika kita bisa tenggang rasa kepada pasangan kita maka ini merupakan indikator-indikator bahwa keluarga yang dibangun berjalan dengan harmonis.
Memang perlu waktu untuk bisa melakukan hal ini. Tapi dengan komitmen yang kuat berusaha agar tenggang rasa maka pasti akan membuahkan hasil.
5. Tolong menolong
Kita sesama manusia diwajibkan saling membantu jika ada yang mengalami kesulitan. Begitu juga dengan kehidupan di dalam keluarga tolong menolong pun harus digalakkan dan dilestarikan.
Kita bisa menolong istri kita dengan mengasuh anggota keluarganya yang masih kecil ketika istri sedang memasak. Atau kita sebagai istri menolong suami dalam meningkatkan ekonomi keluarga.
Masih banyak lagi contoh saling tolong menolong dalam membangun keluarga. Walaupun pertolongan atau bantuan yang kita berikan tersebut hanya hal-hal yang sederhana tetapi itu sangat bermanfaat untuk keharmonisan dan kebagiaan di dalam hubungan suami isteri.
Bayangkan jika kita tidak ada rasa saling tolong menolong. Bisa dibayangkan akhir ceritanya bahwa keluarga yang di dalamnya tidak ada tolong menolong hanya memikirkan dirinya sendiri maka dipastikan keluarga tersebut jauh dari kata harmonis dan bahagia.
6. Saling memaafkan
Manusia itu merupakan tempatnya salah dan khilaf. Jadi wajar saja jika di dalam kehidupan rumah tangga ada kesalahan yang tidak sengaja dilakukan.
Kesalahan-kesalahan memang sering terjadi karena berbagai faktor misalnya kurangnya komunikasi dengan pasangan. Oleh karena itu saling memaafkan bisa jadi jurus jitu untuk meredam ketegangan di dalam keluarga.
Memang memaafkan tersebut bukan perkara gampang. Karena merasa bahwa kesalahan yang dilakukan itu membuat perasaan tidak nyaman. Akhirnya untuk memberikan maaf agak terasa sulit dan sukar.
Memaafkan kesalahan yang dilakukan pasangan memang harus diterapkan agar walaupun berat untuk dilakukan tapi ini akan menyelamatkan keluarga dari kerenggangan.
7. Saling memperbaiki diri
Setelah saling memaafkan pasangan kitapun haruslah berpikir sejenak untuk. Fungsinya adalah agar kesalahan-kesalahan yang terjadi menjadi pelajaran yang berharga dan agar tidak terulang kembali.
Dengan saling memperbaiki diri akan menciptakan kondisi yang sejuk. Karena setiap pasangan tidak akan mudah menyalahkan pasangannya.
Jika ini selalu diterapkan bisa dibayangkan bahwa keluarga tersebut akan dinaungi dengan keharmonisan dan kebahagiaan.
8. Membagi waktu
Terkadang kita asyik dengan pekerjaan, teman dan kegiatan yang jauh dan tidak ada hubungannya dengan keluarga.
Keluarga haruslah menjadi prioritas utama. Jangan sampai keluarga dikorbankan karena pekerjaan atau yang lainnya.
Haruslah bijak, bagaimana kita mengatur dan membagi waktu kita untuk bekerja dan untuk keluarga kita di rumah supaya pasangan kita merasa diperhatikan dan pastinya selalu disayang.
9. Tidak melibatkan orang lain dalam urusan keluarga
Jangan sampai keluarga yang sudah lama dibangun dan dipertahankan akhirnya hancur karena ada orang lain yang selalu ikut campur dalam urusan keluarga.
Jangan biarkan orang lain ikut campur urusan keluarga. Karena kita akan terpengaruh dengan hal-hal yang tidak baik.
Boleh saja kita berkonsultasi tentang keluarga kita asalkan yang yang mendengarkan kita orang yang bisa dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan.
10. Memberikan waktu sendirian atau hobinya
Kadang-kadang kita merasa bahwa dalam waktu tertentu ingin rasanya menyendiri jauh dari keramaian orang. Atau ingin melakukan sesuatu yang berkaitan dengan hobi.
Bisa jadi pasangan kita seperti itu. Karena rutinitas bekerja di tempat kerja atau setiap hari mengurus rumah tangga akhirnya timbul rasa jenuh.
Untuk menghilangkan rasa jenuh tersebut berikanlah waktu untuk agar bisa melakukan hal yang disukainya. Dengan begitu bukan saja kejenuhan yang sirna tetapi kehidupan dalam keluarga pun akan semakin harmonis dan bahagia.
11. Menyelesaikan masalah bersama
Masalah selalu ada dalam setiap kehidupan. Baik masalah dengan atasan, teman, sanak saudara maupun dengan pasangan sendiri.
Banyak dari kita ketika menghadapi masalah yang dirasa sangat berat. Dan kadang-kadang masalah tersebut membuat diri kita menjadi melupakan keluarga di rumah.
Oleh karena itu perlu sekali keterbukaan dengan pasangan kita agar bisa menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi baik permasalahan dalam keluarga maupun yang lainnya.
Dengan duduk bersama dan memecahkan permasalahan yang dihadapi bersama-sama akan menambah kehamonisan dalam membina rumah tangga.
Dari beberapa tips di atas jika disimpulkan bahwa dalam membangun kehidupan di dalam rumah tangga kunci yang utama adalah komunikasi. Dan jangan lupa selalu mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa agar keluarga yang dibangun mendapat perlindungan.
Jika komunikasi dengan pasangan berjalan dengan baik maka keretakan, kerenggangan dan perselisihan di dalam rumah tangga tidak akan muncul.
Social Plugin